Budaya Aklamasi Prodi Sastra Inggris Warnai Pemira FAH UIN Jakarta
Tangerang Selatan, Berita FAH Online – Program Studi Sastra Inggris Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kembali menyelenggarakan Pemilihan Raya Mahasiswa (Pemira) dengan sistem aklamasi. Pemira ini merupakan bagian dari rangkaian Pemira FAH tahun 2025, dalam proses tersebut ditetapkan calon tunggal mahasiswa yang ditetapkan pada 30 Oktober 2025 yang selanjutnya didaftarkan secara resmi pada Pemira FAH.
Proses musyawarah penetapan calon dilaksanakan pada 18 Oktober 2025 bertempat di RPTRA Pola Idaman, Jakarta Selatan. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan mahasiswa aktif Program Studi Sastra Inggris yang berasal dari Himpunan Mahasiswa
Dalam Pelaksanaannya, Pemira Program Studi Sastra Inggris diselenggarakan melalui mekanisme musyawarah internal yang mempertimbangkan rekam jejak serta keterlibatan mahasiswa dalam berbagai program pengembangan, seperti kepanitiaan kegiatan akademik dan English Literature Department (ELD) Camp. Proses penetapan calon ini dilakukan tanpa melibatkan organisasi eksternal, sebagai wujud kemandirian dan konsistensi tradisi yang telah dijaga oleh civitas akademika Program Studi Sastra Inggris.
Sekretaris Program Studi Sastra Inggris, Dr. Agus Suriadi, M.Hum., menjelaskan bahwa sistem aklamasi ini telah lama menjadi budaya yang melekat di jurusan. Menurutnya, perbedaan sistem Pemira antar jurusan merupakan hal yang wajar selama tetap menjunjung nilai demokrasi, musyawarah, dan kondusivitas di lingkungan kampus.
“Budaya ini sudah turun-temurun di Sastra Inggris. Meski berbeda dengan jurusan lain, kami berharap seluruh pihak tetap saling menghormati sistem yang berlaku dan menjaga suasana kampus yang kondusif. Kepengurusan mahasiswa yang terpilih juga diharapkan dapat merancang program-program yang berdampak dan bermanfaat, serta membuka ruang kolaborasi dengan UKM maupun organisasi kemahasiswaan lainnya,” ujarnya.
Sementara itu, Presiden Mahasiswa Program Studi Sastra Inggris terpilih, Anya Cahya Kirani, menilai bahwa sistem aklamasi mencerminkan karakter kolektif mahasiswa Sastra Inggris yang terbentuk secara alami. Ia menyampaikan bahwa mahasiswa Sastra Inggris cenderung mengembangkan kapasitas diri melalui penguatan akademik, kreativitas serta pengembangan minat dibandingkan keterlibatan organisasi formal semata.
“Budaya ini sudah melekat pada mahasiswa Sastra Inggris. Namun, saya berharap teman-teman mahasiswa tetap memiliki niat untuk membangun Sastra Inggris dan berkontribusi secara nyata bagi program studi,” ungkapnya.
Pelaksanaan Pemira dengan sistem aklamasi ini mencerminkan kekhasan budaya organisasi di lingkungan Sastra Inggris FAH UIN Jakarta, sekaligus menegaskan bahwa keberagaman praktik demokrasi di tingkat jurusan dapat berjalan selaras dalam bingkai nilai akademik dan kebersamaan fakultas.
Penulis: Muhammad Dafa Al Farisi
